Rabu, 03 September 2014

Prospek printer DTG di Industri Garment



Prospek printer DTG di Industri Garment

DTG atau DirectTo Garment adalah metode mencetak (menyablon) gambar atau disain secara langsung ke kain atau garment. Pada dasarnya teknologi DTG adalah versi modifikasi dari printer inkjet yang biasa digunakan untuk mencetak ke kertas. Tinta dari DTG printer ini langsung tercetak pada kain tanpa media lain selayaknya mencetak gambar ke kertas menggunakan printer. Perbedaan mendasar hasil cetak dari DTG dibandingkan dengan sablon manual atau screen printing adalah gambar yang tercetak di kain lebih menyatu karena tinta meresap ke dalam serat kain dan DTG mampu mencetak lebih banyak variasi warna dengan waktu produksi lebih cepat untuk jumlah order yang terbatas atau sedikit.



Teknologi  DTG ini masih relatif baru terutama di Indonesia dan harga mesinnya masih relatif mahal yaitu diatas 100 juta rupiah untuk mesin DTG buatan Amerika. Sehingga mesin ini baru bisa dimiliki oleh usaha menegah ke atas. Tetapi dengan semakin berkembangnya teknologi printer DTG diharapkan harga mesin DTG ini akan semakin terjangkau. Dan kini sudah mulai bermunculan industri modifikasi printer DTG di Indonesia dan di kota Jogja yang menawarkan dengan harga yang jauh lebih terjangkau.

Prospek DTG di industri garment ke depan berpeluang menggantikan metode sablon manual atau screen printing. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor:
  1. DTG menghasilkan cetakan dengan kualitas yang sangat tinggi karena tinta yang digunakan mampu meresap ke serat kain sehingga lebih menyatu dengan kain dan tidak terasa di tangan.
  2. DTG mampu mencetak variasi warna yang lebih banyak dan kompleks dengan tingkat gradasi yang halus sekalipun. Gambar selevel foto pun mampu dicetak ke kain menggunakan DTG. Tentu saja hal ini tidak mampu dilakukan oleh screen printing.
  3. Untuk variasi warna yang lebih banyak DTG lebih hemat di bandingkan dengan screen printing karena tidak perlu membuat film sejumlah warna yang akan dicetak sehingga lebih hemat biaya dan waktu.
  4. Ke depan industry fashion terutama kaos atau t-shirt akan diproduksi untuk jumlah limited edition atau terbatas, karena setiap orang ingin memiliki kaos dengan desain eksklusif yang tidak banyak dimiliki orang lain atau kaos dengan desain yang tidak pasaran, sehingga DTG akan menjadi solusi untuk memproduksi kaos dengan desain terbatas, karena akan lebih efisien dibandingkan dengan screen printing.
  5. Untuk pebisnis yang menjalankan bisnis custom t-shirt atau kaos satuan akan sangat efisien menggunakan printer DTG ini. Cukup dengan membeli kaos polos para desainer kaos sudah bisa langsung mencetak dan menjual hasil karyanya.
  6. DTG tidak memerlukan operator yang memiliki skill tinggi seperti halnya screen printing atau sablon manual yang memang harus memiliki skill dalam pembuatan film hingga melakukan sablon.
Dengan beberapa keungulan DTG dibandingkan dengan screen printing seperti disebutkan diatas, tidak menutup kemungkinan DTG akan mendominasi industri printing garment. Tentu saja dominasi DTG akan semakin cepat terjadi bila harga mesin printer semakin murah. Tanda-tanda dominasi printer DTG sudah semakin kelihatan khususnya di Indonesia adalah dengan mulai menjamurnya pebisnis online yang menawarkan kaos satuan atau custom t-shirt menggunakan printer DTG. Hal ini ditunjang pula dengan munculnya printer DTG modifikasi hasil karya pebisnis lokal yang ditawarkan dengan harga yang jauh lebih murah dibandingkan printer DTG produk luar negeri. Printer modifikasi ini biasanya menggunakan basic printer Epson seri Epson T13 untuk ukuran A4 atau Epson R1390 atau R2000. Di kota Jogja sendiri, jasa printer DTG lokal sudah mulai banyak dikenal di kalangan pelaku bisnis kaos.
Sumber: “kaospolosjogjadotcom”